Beranda | Artikel
Mukaddimah Kitab Syarhus Sunnah karya Imam Al-Barbahari
Kamis, 5 September 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Iqbal Gunawan

Mukaddimah Kitab Syarhus Sunnah karya Imam Al-Barbahari adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Syarhus Sunnah karya Imam Al-Barbahari Rahimahullah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Iqbal Gunawan, M.A Hafidzahullah pada Rabu, 30 Safar 1446 H / 4 September 2024 M.

Kajian Islam Tentang Mukaddimah Kitab Syarhus Sunnah karya Imam Al-Barbahari

Maka, marilah kita bersemangat mempelajari aqidah yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Salah satu kitab yang sering dikaji oleh para ulama adalah Syarhus Sunnah, yang ditulis oleh Imam Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali Al-Barbahari Rahimahullahu Ta’ala. InsyaAllah, kita akan mulai mengkajinya pekan ini. Kitab ini adalah salah satu kitab aqidah yang ditulis sejak zaman dahulu dan berjudul Syarhus Sunnah.

Syarah di sini bukan seperti Syarah Kitab Tauhid, Syarah Shahih Muslim, atau Syarah Shahih Bukhari, melainkan penjelasan tentang sunnah. Adapun sunnah yang dimaksud adalah aqidah yang benar, karena sejak dahulu, para ulama menamakan kitab-kitab aqidah mereka dengan nama As-Sunnah, seperti As-Sunnah karya Al-Khallal, Syarhus Sunnah, Syarhu Ushul I’tiqad Ahlus Sunnah wal Jama’ah karya Al-Lalaka’i, dan lain-lain. Sunnah di sini merujuk pada aqidah yang benar.

Kitab Syarhus Sunnah ini menjelaskan aqidah yang benar, bersumber dari Al-Qur’an dan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, serta diyakini oleh para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan imam-imam setelahnya. Kita berharap kepada Allah Azza wa Jalla, berdoa dan memohon, semoga kita selalu diberi taufik dan kemudahan untuk mengkaji kitab ini, mempelajarinya, serta memahaminya dengan baik.

Mengenal Imam Al-Barbahari

Kitab ini ditulis oleh Imam Al-Barbahari Rahimahullahu Ta’ala, salah satu ulama senior di kalangan mazhab Hanabilah.

Nama beliau adalah Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Khalaf Al-Barbahari. “Barbahari” adalah nisbat yang merujuk kepada obat-obatan yang diambil dari India. Kemungkinan beliau dahulu berdagang obat-obatan dari negeri India, sehingga diberi julukan Al-Barbahari.

Tidak banyak sumber yang menyebutkan tentang kelahiran dan kehidupan Imam Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali Al-Barbahari Rahimahullahu Ta’ala. Namun, beliau dikenal sebagai ulama senior dari kalangan Hanabilah, yang merupakan murid dari murid langsung Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullahu Ta’ala. Beliau hidup di tengah-tengah banyak ulama di kota Baghdad dan benar-benar mengambil ilmu dari murid-murid langsung Imam Ahmad bin Hanbal, di antaranya Imam Ahmad bin Muhammad bin Hajjad, Ibnu Abdul Aziz Abu Bakar Al-Marwazi, serta Sahl bin Abdullah bin Yunus At-Tustari.

Imam Al-Barbahari Rahimahullahu Ta’ala terkenal sebagai ulama yang berwibawa dan sangat berani dalam menyampaikan kebenaran serta mengajak kepada sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau dihormati oleh penguasa di zamannya, dan majelisnya dihadiri banyak murid. Beliau mengajarkan hadits dan fikih, serta murid-muridnya banyak yang menjadi ulama besar setelahnya.

Imam Al-Barbahari Rahimahullahu Ta’ala dipuji oleh banyak ulama. Di antaranya, Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan tentang beliau: “Beliau adalah Al-‘Alim, Az-Zahid, Al-Faqih, Al-Hanbali, Al-Wa’id,” yang berarti beliau adalah seorang alim, zuhud, ahli fikih dari kalangan Hanabilah, dan seorang yang banyak memberi nasihat kepada kaum muslimin. Beliau sangat tegas terhadap ahli bid’ah dan orang-orang yang melakukan maksiat, serta sangat dihormati oleh kaum muslimin secara umum dan khusus.

Beliau juga terkenal sebagai seorang imam yang wara’ dan sangat berhati-hati. Disebutkan bahwa beliau pernah mengeluarkan 70.000 dirham dari warisan orang tuanya karena mungkin dianggap sebagai harta yang syubhat.

Di antara murid-murid beliau yang terkenal adalah Abu Abdillah Ibnu Ubaidillah bin Muhammad Al-Ukbari, yang lebih dikenal dengan Ibnu Bathah. Selain itu, ada juga Muhammad bin Ahmad bin Ismail Al-Baghdadi sebagai murid beliau.

Kitab Syarhus Sunnah ini adalah penjelasan tentang aqidah yang benar, bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Istilah sunnah di sini bukan dalam pengertian ahli hadits, yaitu yang disandarkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berupa perkataan, perbuatan, atau penetapan. Juga bukan dalam pengertian ahli fikih yang menyatakan bahwa sunnah adalah sesuatu yang jika dikerjakan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Namun, sunnah di sini yang dimaksud adalah aqidah yang benar, bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Syarhus Sunnah

Imam Al-Barbahari rahimahullah berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita petunjuk kepada agama Islam.” Ini merupakan pembukaan dari kitab beliau, dimulai dengan memuji Allah ‘Azza wa Jalla, sebagaimana Al-Qur’anul Karim juga dimulai dengan الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ dalam surah Al-Fatihah. Dan beberapa surah lainnya, seperti dalam …الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ (QS. Al-An’am[6]: 1) dan …الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ (QS. Fatir[35]: 1).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga memulai pidatonya dengan memuji Allah, dan ketika menulis surat, beliau mengawalinya dengan Bismillah serta memuji Allah ‘Azza wa Jalla. Para salafush shalih dan ulama kita pun mengikuti sunnah ini, memulai kitab-kitab mereka dengan Bismillahirrahmanirrahim, sebagaimana surah-surah dalam Al-Qur’an yang diawali dengan Bismillahirrahmanirrahim. Juga para ulama memuji Allah karena mengikuti sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Tentunya, kita memuji Allah ‘Azza wa Jalla karena Dia berhak dipuji. Allah dipuji karena Dzat-Nya, nama-nama-Nya yang indah, dan perbuatan-Nya yang luhur. Tidak ada yang berhak menerima pujian kecuali Allah. Alhamdulillah artinya segala puji-pujian itu hanya milik Allah. Allah adalah sumber dari segala nikmat, sebagaimana firman-Nya:

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ…

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka dari Allah-lah (datangnya)” (QS. An-Nahl[16]: 53).

Maka kita memuji Allah atas segala nikmat yang Dia berikan. Mengucapkan Alhamdulillah akan memenuhi timbangan amal seseorang, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

الحَمْدُ للهِ تَمْلأُ المِيزَانَ

“Alhamdulillah memenuhi timbangan seseorang.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu, kita tidak boleh mengatakan bahwa pujian yang sempurna itu milik selain Allah. Segala puji hanya milik Allah, namun kita diperbolehkan memuji seseorang atas kebaikan tertentu yang telah dilakukannya.

Secara mutlak, segala pujian hanya berhak diberikan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Oleh karena itu, dalam Al-Qur’an, kalimat ini sering diulang-ulang. Maka segala puji-pujian milik Allah ‘Azza wa Jalla. Dialah yang memberi kita nikmat, hidayah, dan taufik. “Allah” adalah nama dari nama-nama Allah ‘Azza wa Jalla yang artinya Al-Ma’luh Al-Ma’bud (Yang disembah dan diibadahi). Karena makna Uluhiyyah adalah penghambaan kepada Allah. Nama “Allah” ini tidak diberikan kepada siapa pun selain Allah ‘Azza wa Jalla. Karena tidak ada yang berhak disembah, tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah.

Bahkan Fir’aun, ketika menyatakan dirinya sebagai tuhan, tidak pernah menyebut dirinya dengan nama Allah. Ia berkata, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi” (QS. An-Nazi’at[79]: 24), tetapi tidak mengatakan “Aku adalah Allah.” Nama Allah ini adalah nama yang agung dan hanya dimiliki oleh Allah ‘Azza wa Jalla, karena tidak ada yang berhak diibadahi selain Dia.

Rabb adalah Al-Malik (Raja), Al-Mutasharrif (Penguasa), yang memiliki dan mengatur. Al-‘Alamin adalah bentuk jamak dari kata alam, yang merujuk pada semua makhluk ciptaan Allah ‘Azza wa Jalla. Allah adalah pemilik, pencipta, pengatur, dan yang berhak disembah oleh seluruh makhluk-Nya.

Imam Al-Barbahari rahimahullah berkata: “Segala puji bagi Allah yang memberi kita petunjuk untuk memeluk agama Islam.” Ini adalah nikmat terbesar, teragung, dan termulia, yang harus selalu kita syukuri, jaga, serta mohonkan kepada Allah agar tetap diberikan kepada kita. Sebagaimana doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi)

Nikmat menjadi kaum muslimin adalah nikmat yang sangat besar. Allah Ta’ala berfirman:

… الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا…

“Hari ini Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian, serta Aku ridhai Islam sebagai agama kalian.” (QS. Al-Ma’idah[5]: 3)

Dan Allah tidak ridha kepada agama selain Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسْلامُ

“Sungguh, agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 19)

Juga dalam firman-Nya:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الخَاسِرِين

“Barang siapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 85)

Dengan Islam, nikmat bagi kaum muslimin menjadi sempurna. Allah juga berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا

“Katakanlah, dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah mereka berbahagia.” (QS. Yunus[10]: 58)

Karunia Allah yang dimaksud dalam ayat ini adalah Islam, dan rahmat Allah adalah Al-Qur’an. Maka, hendaknya kita berbahagia karena kita beragama Islam dan kitab suci kita adalah Al-Qur’an, kitab termulia, mukjizat yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kitab ini akan tetap kekal sampai akhir zaman dan relevan untuk diamalkan hingga syariatnya tidak akan dihapus lagi.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54447-mukaddimah-kitab-syarhus-sunnah-karya-imam-al-barbahari/